Syaamil Quran

Kesederhanaan Rasulullah

syaamilquran.com – Nabi Muhammad saw  adalah seorang pemimpin luar biasa yang sangat disegani kawan maupun lawan. Seorang pemimpin umumnya digambarkan dengan kehidupan mewah, berlimpah harta dan tidak pernah kelaparan.

Namun, hal tersebut tidaklah ada dalam kehidupan manusia agung tersebut. Rasulullah memilih untuk hidup dalam kesederhanaan. Beliau lebih senang untuk membagikan setiap harta yang dimilikinya kepada orang lain yang membutuhkan.

Sebagai gambaran kesederhanaan hidup Rasulullah, beliau tidak memiliki rumah mewah. Rumah rasulullah sangat kecil dan hampir tidak memiliki perabot. Alas duduknya pun hanya selembar tikar usang.

[caption id="attachment_2262" align="aligncenter" width="372"]Kesederhanaan Rasulullah Kesederhanaan Rasulullah[/caption]

Zaid bin Tsabit menuturkan, “Anas bin Malik pelayan Rasulullah pernah memperlihatkan kepadaku tempat minum Rasulullah yang terbuat dari kayu yang keras dan di patri dengan besi. Kemudian Anas berkata kepadaku, ‘Wahai Tsabit, inilah tempat minum Rasulullah. Dengan gelas kayu inilah Rasulullah minum air, perasan kurma, madu dan susu.’” (HR Tirmidzi).

Benda lain yang dimiliki Rasulullah adalah baju besi yang biasa dipakai saat berperang. Tak lama setelah beliau wafat, baju besi tersebut digadaikan kepada seorang Yahudi dengan beberapa karung gandum,

Untuk tidur pun, Rasulullah menggunakan alas yang tidak mewah. Aisyah ra mengungkapkan, “Sesungguhnya hamparan tempat tidur Rasulullah saw  terdiri atas kulit binatang, sedang isinya adalah sabut korma.” (HR At-Tirmidzi)

Hafshah saat ditanya, “Apa yang menjadi tempat tidur Rasulullah saw?” Ia menjawab, “Kain dari bulu yang kami lipat dua. Di atas itulah  Rasulullah saw   tidur. Pernah suatu malam aku berkata (dalam hati): sekiranya kain itu aku lipat menjadi empat lapis, tentu akan lebih empuk baginya. Maka kain itu kulipat empat lapis.”

Manakala waktu subuh, cerita Hafsah, Rasulullah saw   mengatakan, “Apa yang engkau hamparkan sebagai tempat tidurku semalam?” Aku menjawab, itu adalah alas tidur yang biasanya Nabi pakai, hanya saja aku lipat empat. Aku kira akan lebih empuk.” Rasulullah saw   membalas, “Kembalikan kepada asalnya! Sungguh, disebabkan empuknya, aku terhalang dari shalat di malam hari.” (HR At-Tirmidzi). Baginda Nabi Muhammad saw hidup dengan sangat zuhud. Seperti dituturkan Aisyah, Rasulullah hanya mempunyai dua baju, tidur di atas daun pelepah kurma, perutnya selalu lapar, bahkan pernah diganjal dengan batu, dan sangat sedikit tidur.

Rasulullah juga mengerjakan sendiri pekerjaan rumahnya, menambal baju sendiri, dan memerah kambingnya sendiri. Seperti itulah pekerjaan keseharian Rasululah, selalu memenuhi kebutuhan pribadinya secara mandiri, tanpa membebani keluarga atau orang lain. Jika beliau mau, tentulah sangat mudah menggantikan pekerjaan itu kepada orang lain, karena beliau adalah kepala rumah tangga sekaligus kepala negeri Arab pada saat itu.

Hanya sesibuk apapun beliau, ketika Bilal sudah mengumandangkan adzan, beliau bergegas ke masjid dan menjadi imam. Selama hidupnya belum pernah beliau meninggalkan jamaah di masjid kecuali hari dimana beliau dipanggil menghadap Allah Swt karena sakit.

Sungguh  indah nian perumpamaan Nabi saw akan hubungan beliau dengan dunia ini. Dunia ini hanyalah tempat pemberhentian sementara, hanyalah tempat berteduh sejenak, untuk kemudian kita meneruskan perjalanan yang sesungguhnya. Semoga ini bisa menjadi cerminan buat kita semua.*** (Nu.or.id)

]]>

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *