“(Allah-lah) Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa lagi Maha Pengampun.” (QS Al Mulk, 67: 2). Ujian itu sendiri bermacam-macam, tidak hanya ujian kesedihan dan kesusahan, kelapangan, kesehatan, kemakmuran, dan hal-hal menyenangkan lainnya adalah sebentuk ujian. Outputnya jelas, barangsiapa lulus dari ujian, ia akan mendaparkan reward dari Allah Swt., Zat yang memberi ujian itu, baik di dunia maupun di akhirat. Amunisi terpenting dalam menghadapi ujian ini adalah kesabaran. Tanpa kesabaran tidak ada kesuksesan, dalam hal apa pun. Kapan dan dari apa kita harus bersabar? Sebagian ulama membagi sabar ke dalam tiga bagian, yaitu: pertama, sabar dalam menunggu harapan, contohnya adalah kesabaran yang dilakukan Nabi Ya’kub (QS Yûsuf, 12: 83); kedua, sabar dalam menerima cobaan, contohnya adalah kesabaran yang diperlihatkan oleh Nabi Ayub (QS Shâd, 38: 44); dan ketiga, sabar untuk istiqamah dalam menjalankan ketaatan, contohnya adalah kesabaran yang diperlihatkan para rasul ’ulul azmi dan orang-orang yang beriman (QS Al Ahqâf, 46: 35). Salah satu bentuk kesabaran seorang hamba adalah kesabaran dalam berdoa. Proses berdoa ini bisa masuk ke dalam kondisi-kondisi yang memerlukan kesabaran tersebut. Misalnya, ketika kita menghadapi situasi yang tidak mengenakkan, sakit misalnya sebagaimana yang dialami ibu yang bertanya tadi, kita dituntut untuk memohon kepada Allah agar disebuhkan dari sakit itu. Setelah berdoa kita pun dituntut untuk bersabar dalam menanti ijabanya doa tersebut sambil terus berikhtiar. Sebab, hanya dengan bekal kesabaran itulah Allah Swt. akan mengabulkan doa kita. Rasulullah saw. bersabda, ”Seseorang dari kalian akan terkabul (doanya) selama ia tidak tergesa-gesa (bersabar), mengucapkan kalimat, ’Sungguh, aku telah memohon kepada-Mu wahai Rabb, namun belum juga terkabul’.” (HR Bukhari). Dalam riwayat Muslim, seseorang bertanya, ”Wahai Rasulullah, apa itu tergesa-gesa?” Beliau menjawab, ”Mengatakan ’Aku telah banyak berdoa tetapi aku tak kunjung melihatnya terkabul’ lalu ia merasa rugi.”
“Kesabaran itu adalah salah satu
dari berbagai harta simpanan yang baik.
Allah tidak memberikannya kecuali
kepada hamba yang mulia di sisi-Nya”
— Hasan Al Bashri —
Dari buku : 114 kisah Nyata Doa-Doa Terkabul Penulis : Tauhid Nur Azhar & Sulaiman Abdurrahim
]]>