Syaamil Quran

Intisari Al-Baqoroh – Manusia sebagai Khilafah

syaamilquran.com – Intisari Al-Baqoroh – Manusia sebagai Khilafah – Ayat ke-30 Surat Al-Baqoroh menerangkan bahwa Nabi Adam as sebagai bapak seluruh manusia. Ketika  Allah akan menciptakan Adam as sebagai pemimpin di muka bumi. Namun, malaikat mempertanyakan keputusan tersebut. Mereka mengetahuia bahwa Adam as dan keturunanya akan melakukan kemaksiatan di muka bumi dan saling menumpahkan darah. Malaikat menyatakan bahwa mereka adalah mahluk yang selalu taat dan tidak pernah melakukan dosa. Akan tetapi, Allah membantah ketidakspakatan malaikat tentang manusia menyatakan bahwa Dia mengeahui apa yang tidak dikethui malaikat.

908b450c137811e289dc22000a1d039d_7 (1)

Allah memberikan kelebihan kepada Adam as dan keturunanya dengan memberikan ilmu tentang nama-nama yang ada di bumi, seperti nama-nama tumbuhan, hewan, benda-benda di alam, dan sebagainya. Kemudian, Allah memberikan tantangan kepada malaikat sebagai sebentuk ujian bahwa mereka lebih berhak untuk menjadi pemimpin di dunia untuk menyebutkan nama-nama tentang segala hal yang ada di dunia. Pada akhirnya para malaikat mengakui bahwa mereka tidak mengetahui itu semua, kecuali apa yang telah di ajarkan untuk  mereka. Sesungguhnya, ilmu Allah meliputi segala sesuatu. Segala yang telah Allah ciptakan mengandung hikmah.

Allah selanjutnya memerintahkan kepada Adam as untuk memberitahukan tentang nama-nama yang tidak diketahui oleh malaikat. Maka Allah berfirman kepada malaikat: ”Akusudah memberithukan bahwa Aku mengetahui apa yang tersembunyi dilangit dan dibumi. Aku pun mengetahui apa yang terlihat dan tersembunyi.” (Tafsir Taisir Al Karim Ar Rahman, Abdurrahman As Sa’di dan Tafsir Al Muyassar, Abdullah bin Abdul muhsin At Turki )

Khasanah Pengetahuan

Malaikat adalah mahluk yang di ciptakan Allah dari cahaya, tidak pernah makan dan tidak pernah minum. Tidak pernah bermaksiat dan senantiasa melaksanakan segala perintah Allah tanpa membantah. Apabila malaikat diperintah bertasbih, dia akan bertasbih. Apabila malaikat diperintah mencabut nyawa, maka dia akan mencabut nyawa tanpa membantah. Semua ini terjadi karena malaikat tidak memiliki nafsu. Dia hanya tunduk dan patuh kepada Rabb-Nya.

Hal ini berbeda dengan manusia yang di ciptakan dari tanah, selalu makan dan minum. Manusia seringkali melakukan kerusakan dan kemaksiatan, meninggalkan yang diperintahkan dan menjalankan yang dilarang. Manusia memiliki hati dan akal sebagai penggerak yang melahirkan sikap, keinginan, dan dorongan untuk berbuat. Dengan hati dan akal demikian tersebut, manusia diperintah untuk menjaga dan memelihara kehidupan yang ada di bumi tanpa merusaknya. Maka, manusia yang menggunakan hati dan akalnya  dengan panduan wahyu, niscaya akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat sekaligus menjadi mahluk terbaik di antara semua mahluuk ciptaan Allah Ta’ala. (Tafsi Al Munir,Wahbah Az Zuhaili)

Panduan Amal

Cara melaksanakan kekhalifahan di muka bumi:

  1. Khalifah dipilih oleh ahlul halli wal’aqdi, yaitupara ulama, pemimpin yang mempunyai kedudukan terhormat di masyarakat dan di percaya oleh rakyat sehingga peraturan yang diberikan bisa diterima dan dijalankan oleh rakyat;
  2. Khalifah harus membela dan menjalankan syariat yang sudah tertuang di dalam nash, aik Al-Qur’an, Hadits, dan ijma yang sudah disepakati. Khalifah memberi keleluasaan kepada rakyat dalam masalah ijtihadiyah yang menyangkut ilmu pengetahuan dan pekerjaan. Dalam masalah pemerintahan, khalifah berhak memberikan pendapatnya di dalam ijtihadiyah sesudah bermusyawarah dengan ahlul halli wal’aqdi;
  3. Khalifah meenjadi pihak yang mengatur peradilan di muka bumi, baik yang bersangkutan dengan hudud (hukum-hukum Allah) atau mendamaikan perselisihan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat;
  4. Khalifah bertugas menjaga keamanan sehinggan menciptakan suasana yang kondusif, aman, dan tentram;
  5. Ketika menghadapi masalah yang tidak ada nashnya, seorang khaifah harus bermusyawarah dengan mentri atau wakil rakyat;
  6. Khalifah harus mengatur wilayah perbatasan dengan pemerintah yang dikuasai oeh pemerintah lain;
  7. Khalifah menyeru untuk berjihad apabila sudah sampai pada batas-batas yang di izinkan oleh agama;
  8. Khalifah harus mampu mengatur baitul mall dan lembaga sosial lainya untuk memberikan kemakmuran kepada rakyat;
  9. Khalifah hendaknya bergaul dengan masyrakat secara baik agar dia mengetahui kondisi masyarakat yang sebenarnya; dengan demikian, seorang khalifah tidak diperbolehkan untuk menyendiri dan menjauhi masyarakat yang di pimpinnya.

Anda bisa menemukan intisari kandungan ayat dan pengamalan Al-Quran lainnya di Syaamil Quran HIjaz The Practice.

]]>

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *