syaamilquran.com – Tanda Kematian – “Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi, lagi kokoh…” (QS. An Nisaa, 4: 78)
Pada suatu hari, Nabi Yakub berkata kepada malaikat Izrail. “Aku menginginkan sesuatu yang harus kamu penuhi sebagai tanda persaudaraan kita.”
“Apakah itu wahai nabi Allah?” tanya malaikat maut.
“Tak susah yang kuminta. Aku hanya menginginkan bantuanmu. Jika ajalku telah dekat, beritahulah au,” ujar Nabi Yakub.
“Baiklah. Aku akan memenuhi permintaanmu. Sebagai tanda persaudaraan kita, aku tidak hanya akan mengirimkan satu utusanku, tetapi akan kukirimkan dua hingga tiga utusanku,” jawab Izrail mantap.
Setelah sekian lama tak bertemu, tibalah saat malaikat maut tersebut, atas perintah Allah Swt, menemui Nabi Yakub kembali .
Tentu saja, kedatangan Izrail ini sempat membuat nabi Allah ini tergetar hingga terlontarlah pertanyaan dari mulut Nabi Yakub, “Wahai sahabatku, apakah kedatanganmu menemuiku kali ini ada kaitannya untuk berziarah atau untuk mencabut nyawaku?”
“Wahai Yakub, kedatanganku atas perintah-Nya adalah untuk mencabut nyawamu,” jawab Izrail
Sebelum Izrail melakukan tugasnya, Nabi Yakub buru-buru bertanya lebih lanjut.
“Wahai, malaikat utusan Allah. Izinkan aku bertanya. Mana ketiga utusanmu yang sudah kau janjikan itu kepadaku?”
“Sahabatku, ketiga utusanku itu sudah kukirim,” terang malaikat pencabut nyawa itu.
“Mana mereka?” kata Nabi Yakub bertanya balik.
[caption id="attachment_1962" align="aligncenter" width="300"]
Dengan tegas, malaikat utusan Allah itu menjawab, “Putihnya rambutmu setelah hitamnya. Lemahnya tubuhmu setelah kekarnya dan bungkuknya badanmu setelah tegapnya. Wahai Yakub ketahuilah, itulah utusanku untuk setiap bani Adam yang sudah menjadi ketentuan dari Allah Swt.”
Demikianlah sepenggal kisah yang mengingatkan kita semua akan tiga tanda kematian yang pasti, cepat atau lambat, menemui kita. Tak ada daya dan upaya kita untuk bisa menghindari itu semua. Karena itu, sadarlah bila salah satu dari ketiga tanda kematian tersebut sudah melekat pada diri kita, hal ini mengandung arti bahwa malaikat maut sesungguhnya sudah mengirimkan utusannya kepada kita.
“Maka apabila telah tiba ajal mereka (waktu yang telah ditentukan), tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak pula mereka dapat mendahulukannya.” (QS An Nahl, 16: 61)
Karena itu, untuk menghadapi malaikat maut, kita harus benar-benar sudah mempersiapkannya. Rasulullah saw sendiri pun telah mengingatkan kita untu tidak menunda-nunda menyiapkan bekal dalam mengadapi ajal. Adapun bekal yang dimaksud Rasulullah adalah dengan bertakwa kepada Allah Swt.
“Berbekallah, sesungguhnya sebaik-baiknya bekal adalah takwa,” (QS Al Baqarah, 2: 197)
Ingatlah, setiap yang bernyawa pasti akan mati. Kematian menjadi satu hal yang pasti dan akan dilalui oleh kita semua yang hidup. Bukankah Allah Swt pun sudah menegaskannya dalam Al Quran surat Ali Imran ayat 185 “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati”.
Soal mati ini, kita tentu berharap berada dalam sikap yang tunduk dan patuh kepada Allah Swt saat kematian itu datang kelak. “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah dengan Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (QS Ali Imran, 3: 102).*** (sumber: Majalah Noor No 03/Maret 3011)
]]>