Syaamil Quran

Keutamaan Wudhu

wara’, tangguh dalam ibadah dan sangat khusyuk shalatnya. Namun, dia selalu khawatir kalau ibadahnya tidak diterima Allah. Suatu hari, Isam menghadiri pengajian seorang sufi terkenal bernama Hatim Al Asham. Isam bertanya, “Wahai Aba Abdurrahman (panggilan Hatim), bagaimanakah cara Anda shalat?” “Apabila masuk waktu shalat, saya berwudu secara lahir dan batin,” jawab Hatim. “Bagaimana wudu batin itu?” tanya Isam kembali. “Wudu lahir adalah membasuh semua anggota wudu dengan air. Sedangkan wudu batin adalah membasuh anggota badan dengan tujuh perkara: dengan tobat, menyesali dosa, membersihkan diri dari cinta dunia, tidak mencari dan mengharapkan pujian dari manusia, meninggalkan sifat bermegah-megahan, menjauhi khianat dan menipu, dan meninggalkan dengki,” papar Hatim. Dia melanjutkan, “Setelah itu aku pergi ke masjid. Kuhadapkan muka dan hatiku ke arah kiblat. Aku berdiri dengan penuh rasa malu. Aku bayangkan Allah ada di hadapanku, surga di sebelah kananku, neraka di sebelah kiriku, malaikat maut berada di belakangku. Aku bayangkan pula seolah-olah aku berdiri di atas titian Shirathal Mustaqîm dan aku menganggap shalatku ini adalah shalat terakhir bagiku. Kemudian aku berniat dan bertakbir dengan baik. Setiap bacaan dan doa dalam shalat berusaha aku pahami maknanya. Aku pun rukuk dan sujud dengan mengecilkan diri sekecil-kecilnya di hadapan Allah. Aku bertasyahud (tahiyyat) dengan penuh pengharapan dan aku memberi salam dengan ikhlas. Seperti itulah shalat yang aku lakukan dalam 30 tahun terakhir.” Mendengar penjelasan tersebut, Isam bin Yusuf tertunduk lesu dan menangis tersedu-sedu membayangkan ibadahnya yang tidak seberapa apabila dibandingkan Hatim Al Asham. Jangan sepelekan wudu. Inilah pesan tersirat yang disampaikan Hatim Al Asham. Mengapa? Shalat dan wudu adalah satu kesatuan, bagaikan dua sisi mata uang. Tidak akan berkualitas shalat seseorang apabila wudunya tidak berkualitas. Pun tidak akan diterima shalat yang dilakukan seseorang apabila tidak diawali dengan wudu. Melalaikan wudu sama artinya dengan melalaikan shalat. wudu adalah prosesi ibadah yang dipersiapkan untuk menyucikan diri agar mampu melakukan komunikasi dengan Zat Yang Mahasuci. Oleh karena itu, menyempurnakan wudu merupakan sebuah keutamaan sekaligus keharusan bagi seorang muslim. r    

“Wudu adalah pedang orang mukmin.

Ketika pedang itu ada di tanganmu,

niscaya musuh tidak berani mendekatimu. Maka,

tetaplah dengan memperbarui wudu

dan bersungguh-sungguhlah selalu dalam keadaan suci.”

 

— Sayyid Abdullah Al Haddad —

]]>

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *