syaamilquran.com – Setiap Orang Beriman Akan Diuji – Allah Ta’ala berfirman, “Ahasibannasu ayyutraku ayyakulu…” Selama hidup di dunia, manusia tidak akan dibiarkan begitusaja tanpa diuji. Dengan demikian, apapun yang menimpa manusia pada hakikatnya adalah ujian, termasuk limpahan harta dan aneka kesenangan. Namun, pada saat mendapatkan harta kekayaan, manusia sering tidak merasa diuji. Mereka hanya memaknai ujian dengan hadirnya beragam kesusahan, penyakit, kekurangan harta, dan ketidaknyamanan lain.
[caption id="attachment_3347" align="aligncenter" width="346"]Sejatinya, ujian yang menimpa manusia di dunia merupakan sunatuLlah, di mana pun, kapan pun, dan kepada siapapun. Para nabi adalah kelompok manusia yang mendapatkan ujian ppaling berat, mulai dari didustakan oleh kaumnya sampai diancam keselamatan jiwanya. Allah Ta’ala menurunkan hujan untuk melihat seberapa besar kadar keimanan yang dialami diri manusia; untuk melihat seberapa mantap kadar keikhlasan dan keridaan kepada-Nya.
Ayat ini diturunkan sebagai bentuk pengingkaran terhadap anggapan bahwa manusia tidak diuji atau jauh dari ujian. Sesungguhnya, sangkaan tersebut sangat jauh dari kebenaran. Siapapun orangnya, baik dalam maupun dangkal keimanannya, niscaya akan berhadapan dengan ujian. Iman itu bukan sekadar ucapan, akan tetapi keyakinan yang dibebankan kepada manusia. Dengan hadirnya berbagai ujian, kualitas keimanan seseorang akan tampak jelas, apakah kuat atau lemah, apakah hanya sekadar di lisan saja ataukah mengakar di dalam jiwa. Allah Ta’ala pasti akan membalas keimanan dari kebaikan yang dilakukan oleh setiap hamba dengan seadil-adilnya.
Khazanah Pengetahuan
Seorang mukmin yang mengaku beriman kepada Allah Ta’ala dan rasul-Nya, tidak cukup mengatakan dan mengumumkan keimanannya dengan lisan semata. Akan tetapi, dia pun harus siap diuji dengan berbagai bentuk ujian atau cobaan.
Allah Ta’ala menciptakan dunia bukan sekedar tempat tinggal atau tempat bersenang-senang. Dia menciptakan dunia justru sebagai tempat untuk menguji manusia sehingga dapat diketahui seberapa besar kadar kesabaran dan keimanan yang dimilikinya. Sesungguhnya, aneka kesulitan yang dirasakan atau pun kesenangan yang didapatkan, keduanya adalah bentuk ujian. Dengan ujian kesenangan, manusia diharapkan dapat bersyukur. Dengan ujian kesusahan, manusia selayaknya dapat bersabar. Apabila hal tersebut mampu disikapi dengan cara yang benar, seseorang akan menjadi sosok manusia yang taat. Di dalam hatinya akan tumbuh kecintaan kepada Allah Ta’ala melebihi kecintaan kepada makhluk atau sesuatu di luar eksistensi-Nya.
]]>