Dari Imran bin Al Hashin, Rasulullah saw. bersabda, “Segala sesuatu adalah ciptaan Allah dan milik-Nya, maka janganlah bertanya tentang apa yang Allah perbuat karena merekalah (manusia) yang akan ditanya (perbuatannya).” (HR Muslim)
Dari Anas bin Malik, Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala mengutus seorang malaikat di dalam rahim. Malaikat itu berkata, ‘Ya Allah, (si janin) masih berupa air mani. Ya Allah, (si janin) sudah menjadi segumpal darah. Ya Allah, (si janin) sudah menjadi segumpal daging.’ Manakala Allah sudah memutuskan untuk menciptakannya menjadi manusia, malaikat akan berkata, ‘Ya Allah, apakah (si janin) diciptakan sebagai lelaki ataukah perempuan; sengsara ataukah bahagia; bagaimanakah rezekinya; dan bagaimanakah ajalnya? Semua itu sudah ditentukan dalam perut ibunya.” (HR Muslim)
Allah Swt. adalah yang menciptakan manusia. Ia Maha Mengetahui rahasia penciptaannya secara keseluruhan dan detail. Rasulullah saw. bersabda sebagai berikut“Semua manusia dilahirkan ibunya dalam keadaan suci” (HR Muslim)
Dari Qatadah, dari Muthraf bin Abdullah bin Asy Syakhir, dari ayahnya, Rasulullah saw. bersabda, “Perumpamaan anak Adam ibarat sembilan puluh sembilan kematian yang ada pada lambungnya, apabila dia luput dari satu kematian, ia akan menjadi tua sampai ia mati (terkena oleh kematian yang lain).” (HR At Tirmidzi)
***
Manusia adalah makhluk hidup yang bisa berpikir. Mereka mampu mencapai ilmu pengetahuan sampai penjuru dunia yang paling jauh, bahkan sampai jagat raya. Mereka telah mampu menginjakkan kakinya di bulan. Dengan perantaraan teleskop, mereka juga mengetahui rahasia bintang dan galaksi yang sangat banyak. Mereka mengetahui rahasia-rahasia yang terdapat di Bumi dan ilmu pengetahuan tentangnya; mengetahui rahasia gunung-gunung dan lautan; mengetahui ilmu biologi, fisika, dan lapisan-lapisan Bumi; dan masih banyak lagi ilmu-ilmu lainnya.
Dengan perantara mikroskop, manusia mengetahui rahasia mikroba dan virus. Mereka juga banyak mengetahui rahasia tubuhnya secara keseluruhan dan rinci. Meskipun demikian, kemajuan ilmu pengetahuan hingga pada berbagai cabangnya tersebut tetap tidak membuat mereka mampu menjawab pertanyaan “Siapakah manusia?”
Berabad-abad para ilmuwan melakukan penelitian tentang rahasia roh, jiwa, dan manusia. Pendapat mereka tetap berbeda antara satu dan yang lainnya. Mereka tidak mendapatkan kesepakatan tentang pendapat mana yang paling benar. Mereka juga tidak mendapatkan jawaban hakikat manusia yang sebenarnya.
Pada abad ke-20, para ilmuwan akhirnya menghentikan penelitian mereka tentang hal tersebut. Seorang dokter asal Perancis yang bernama Alexis Karl, meninggal pada tahun 1944, berkata dalam bukunya, “Kita tidak akan bisa mengetahui siapakah manusia itu. Pengetahuan tentangnya akan tetap menjadi pengetahuan yang dangkal.” Karl juga mengatakan, “Kita memerlukan satu atau dua abad lagi sehingga kita bisa mengetahui siapakah manusia.”
Seorang filosof materialis dialektika juga mengatakan, “Sesungguhnya manusia adalah makhluk yang tidak bisa diketahui hakikatnya. Ketidaktahuan kita tentang hal itu akan terus berlangsung selamanya.”
Dengan demikian, muncullah pertanyaan di antara kita, siapakah yang mengetahui rahasia manusia secara keseluruhan dan detail? Sebagai orang beriman, kita tentu tidak ragu lagi bahwa yang mengetahuinya adalah yang menciptakannya, Allah Swt.
Allah Swt. berfirman sebagai berikut.

“Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia, mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (QS Qâf, 50: 16)
Tidak diragukan lagi bahwa Sang Pencipta Maha Mengetahui rahasia yang diciptakan-Nya. Dengan demikian, Dia mengutus para nabi kepada manusia. Di antara mereka ada yang mendapat Kitab Suci sebagai panduan untuk memelihara ciptaan-Nya tersebut. Dia menurunkan Taurat kepada Nabi Musa as., Injil kepada Nabi Isa as., dan Al Qur’an kepada Nabi Muhammad saw.
Bagi setiap ciptaan-Nya, Dia juga menciptakan alat untuk memeliharanya. Artinya, kitab yang diturunkan kepada para nabi merupakan alat untuk memelihara manusia. Oleh karena itu, sangat keliru jika manusia membuat peraturan yang tidak bersandar kepada kitab Allah Swt. Bukankah hingga saat ini manusia tidak mampu mengetahui siapa dirinya? Bukankah mereka juga tidak mengetahui rahasia yang terdapat pada dirinya? Jadi, bagaimana mungkin manusia menentukan peraturan untuk memelihara dirinya yang tidak ia ketahui?
Oleh karena itu, sangatlah bisa kita mengerti mengapa semua peraturan yang dibuat manusia selalu berubah-ubah dan tidak tetap, sementara peraturan yang dibuat Allah Swt. tidak mengalami perubahan. Ya, karena peraturan Allah Swt. adalah peraturan yang benar. Setiap yang benar pasti tetap.
Berdasarkan keterangan yang terdapat dalam Al Qur’an kita mendapatkan penjelasan bahwa manusia terdiri dari beberapa unsur, yaitu jiwa, pikiran, dan roh. Unsur-unsur tersebut bukan merupakan materi. Dengan demikian, ketika menciptakannya di alam materi (kehidupan dunia), Allah Swt. menciptakan materi baginya, yaitu tubuh. Oleh karena itu, tubuh manusia bukanlah manusia. Tubuh manusia hanyalah seongok materi yang dimasukkan kepadanya beberapa unsur manusia, yaitu jiwa, pikiran, dan roh. Jadi, siapa pun yang ingin mengetahui hakikat manusia, ia harus mengetahui terlebih dahulu tentang jiwa, pikiran, dan roh.
]]>