syaamilquran.com – Syafaat yang Diharapkan – Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Aku adalah pemimpin manusia pada hari kiamat. Apakah kamu mengetahui mengapa demikian? Allah akan mengumpulkan orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang kemudian dalam suatu lapangan. Lalu ada seseorang yang menyeru kepada mereka dan penglihatannya dapat menembus mereka. Matahari dekat dengan mereka. Manusia pun sampai pada suatu kebingungan dan kesusahan yang mereka tidak mampu (mengatasinya) dan tidak kuat menanggungnya.
[caption id="attachment_2262" align="aligncenter" width="372"]
Syafaat yang Diharapkan[/caption]
Manusia berkata kepada sebagian lainnya “Apakah kamu tidak melihat apa-apa yang ada pada kamu? Apakah kamu tidak meihat apa-apa yang telah sampai kepada kamu? Apakah kamu tidak melihat siapakah orang yang dapat mensyafaati (membela) kamu kepada Tuhanmu?
Lalu sebagian manusia berkata kepada sebagian yang lainnya, “Datanglah kamu kepada Adam. Mereka datang kepada Adam dan berkata, “Engkau adalah bapak manusia. Allah telah menjadikanmu dengan tangan-Nya. Dia meniupkan roh-Nya dan menyuruh para malaikat agar sujud dan mereka sujud kepadamu. Syafaatilah kami kepada Tuhanmu! Apakah kamu tidak melihat apa-apa yang ada pada kami? Apakah kamu tidak melihat apa-apa yang telah sampai kepada kami?
Adam berkata, “Sesungguhnya Tuhanku telah membenciku pada hari ini dengan kebencian yang belum pernah Dia berikan. Sesungguhnya Dia telah melarangku memakan buah suatu pohon (larangan), namun aku melanggarnya. Bagaimana aku dapat memberikan syafaat kepadamu? Pergilah kamu kepada Nuh a.s.”
Lalu mereka datang kepada Nuh dan berkata kepadanya, “Wahai Nuh, engkau adalah rasul yang awal di muka bumi dan Allah telah menyebutmu seorang hamba yang sangat bersyukur. Syafaatilah kami kepada Tuhan kami. Apakah kamu tidak melihat apa-apa yang ada pada kami? Apakah kamu tidak melihat apa-apa yang telah sampai kepada kami?
Nuh a.s. berkata kepada mereka, “Sesungguhnya Tuhan telah membenciku pada hari ini dengan kebencian yang belum pernah Dia berikan. Sesusngguhnya aku telah mendoakan celaka atas kaumku. Bagaimana aku dapat memberikan syafaat kepadamu? Pergilah kamu kepada Ibrahim a.s.”
Mereka datang kepada Ibrahim a.s. dan berkata, “Wahai Ibrahim, engkau adalah nabi Allah dan kekasih-Nya dari penduduk bumi. Syafaatilah kami kepada Tuhanmu. Apakah kamu tidak melihat apa-apa yang ada pada kami? Apakah kamu tidak melihat apa-apa yang telah sampai kepada kami?
Ibrahim a.s. berkata kepada mereka, “Sesungguhnya Tuhanku telah membenciku pada hari ini dengan kebencian yang belum pernah Dia berikan (Nabi Ibrahim menyebutkan dusta-dustanya). Bagaimanakah aku dapat memberikan syafaat kepadamu? Pergilah kamu kepada selainku, pergilah kamu kepada Musa a.s.”
Lalu mereka pergi kepada Musa a.s. dan berkata, “Wahai Musa, engkau adalah utusan Allah. Allah telah menganugerahkan kepadamu dengan risalah-Nya dan firman-Nya atas manusia. Syafaatilah kami kepada Tuhanmu. Apakah kamu tidak melihat apa-apa yang ada pada kami? Apakah kamu tidak melihat apa-apa yang telah sampai kepada kami?
Musa a.s berkata kepada mereka, “Sesungguhnya Tuhanku telah membenciku pada hari ini dengan kebencian yang belum pernah Dia berikan sebelumnya. Sesungguhnya aku telah membunuh seorang (manusia), padahal aku tidak diperintahkan untuk membunuhnya. Bagaimana aku dapat memberikan syafaat kepadamu? Pergilah kepada Isa a.s.”
Mereka datang kepada Isa a.s. dan berkata, “Wahai Isa, sesungguhnya engkau adalah utusan Allah dan kalima yang Dia letakkan kepada Maryam dan kamu berbicara kepada manusia pada waktu dalam buaian. Syafaatilah kami kepada Tuhanmu. Apakah kamu tidak melihat apa-apa yang ada pada kami? Apakah kamu tidak melihat apa-apa yang telah sampai kepada kami?
Isa a.s. berkata kepada mereka, “Sesungguhnya Tuhan telah membenciku pada hari ini dengan kebencian yang belum pernah Dia berikan sebelunya (Isa a.s. tidak menyebutkan dosanya). Bagaimana aku dapat memberikan syafaat kepadamu? Pergilah kamu kepada Muhammad saw.”
Mereka datang kepada Nabi Muhammad saw dan berkata, “Wahai Muhammad, engkau adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Sesungguhnya Allah telah mengampuni bagi Tuan (dosa) yang terdahulu dan yang kemudian. Syafaatilah kami kepada Tuhanmu. Apakah Tuan tidak melihat apa-apa yang ada pada kami?”
Nabi Muhammad saw pergi ke arasy. Beliau bersujud kepada Allah. Kemudian Allah memberitahu beliau pujian-pujian dan (ucapan) tanda terima kasih yang baik. Dia tidak membukakannya bagi seorang pun selain beliau.
Kemudian Allah berfirman, “Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu dan mohonlah (kepada-Ku), niscaya kamu akan kuberi. Mohonlah syafaat (kepada-Ku), niscaya kamu (diizinkan) memberi syafaat.”
Nabi Muhammad saw mengangkat kepala, lalu berkata, “Ya Tuhanku, selamatkanlah umatku. Selamatkanlah umatku..”
Allah Swt berfirman, “Aku akan memasukkan sebagian umatmu ke surga, yaitu orang-orang yang tiada hisab atasnya melalui Baabul Aiman, yaitu salah satu pintu surga. Mereka adalah sekutu-sekutu manusia lainnya mengenai pintu-pintu selain Baabul Aiman.
Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada dalam kekuasan-Nya, sesungguhnya jarak antara dua daun pintu dari pintu-pintu surga seperti jarak antara Mekah dan Himyar dan seperti jarak antara Mekah dan Bushra.” (HR Bukhari dan Muslim)
Itulah kisah masa depan kita. Kita akan sangat membutuhkan syafaat dari Rasulullah saw. tercinta. Sudahkah kita sering membaca shalawat? Sudahkah serius berusaha mencintainya. Sudahkah bersungguh-sungguh melakukan apa yang beliau ajarkan?*** (syaamilquran.com/ sumber: Keajaiban Cinta Rasul. Arif Rahman Lubis)
]]>