Sesungguhnya, zikir dan doa akan membuat hati kita akan tenang, cemerlang, iman bertambah kuat dan hawa nafsu bisa lebih terkendali (QS Ar Ra’d, 13: 28). Nah, ketika nafsu kita terkendali, setan tidak lagi memiliki daya. Sebab, setan hanya bisa menggoda manusia dengan memanfaatkan hawa nafsu.
Itulah sebabnya tipu daya setan tidak berdaya sedikit pun terhadap orang-orang ikhlas, yaitu orang-orang yang telah mampu menempatkan Allah di atas hawa nafsunya; yang menjadikan kehendak Allah sebagai kehendak yang diikutinya. (QS Shad: 82-83).
Oleh karena itu, dalam banyak kesempatan, Rasulullah saw. telah mencontohkan beberapa zikir dan doa pendek yang bisa membentengi kita dari tipu daya setan. Di antaranya:
Pertama, doa memohon perlindungan Allah, yang terkenal adalah ucapan ta’awudz, a’ûdzu billâhi minasy syaithânir rajîm.
Menurut ulama tafsir, kata a’udzu billahi bisa berarti, “Aku berlindung kepada Allah, aku menjadikan Allah sebagai benteng, atau aku menyandarkan diri kepada-Nya.” Sebagian ulama mengartikan kata a’udzu itu sebagai Al tasiqu yang berarti berpegang atau bergantung sehingga dengan berpegang (pada sesuatu yang kuat) itu seseorang akan merasa aman dan tenteram.
Ada banyak keutamaan dari ucapan ta’awwudz ini. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang membaca a’udzu billahi minasy syaithanir rajim setiap hari sepuluh kali, Allah akan mengirimkan kepadanya malaikat yang akan melindunginya dari (godaan) setan.”
Allah Swt. pun memerintahkan kita untuk membaca ta’awwudz, ”Apabila kamu membaca Al Qur’an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.” (QS An Nahl, 16: 38).
Kedua, ucapan penyerahan diri kepada Allah Swt., “Bismillahi tawakkaltu ‘alallahu laa haula wa laa quwwata illa billahi”. Dengan menyebut nama Allah, aku bertawakal kepada-Nya, dan tiada daya serta kekuatan kecuali dari Allah semata.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan At Tirmidzi, Rasulullah saw. bersabda bahwa siapa pun yang membaca doa ini ketika keluar dari rumahnya, niscaya Allah akan memberinya petunjuk, menjaga serta memalingkannya dari godaan setan.
Ketiga, tahlil dan istighfar. Dalam QS Muhammad, 47: 19, Allah Swt. berfirman, ”Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Hak) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang Mukmin, laki-laki dan perempuan …”.
Dalam ayat ini, ada dua perintah utama yang tidak bisa dilepaskan dari umat Nabi Muhammad Saw, yaitu mengesakan Allah dan meminta ampunan kepada-Nya. Tentang kedua perintah tersebut, Rasulullah saw. bersabda:
“Perbanyaklah mengucap ‘La IIaha illallahu’ dan beristighfar. Karena setan berkata, ‘Aku telah membinasakan mereka dengan dosa, sedangkan mereka membinasakanku dengan ucapan ‘La IIaha illallahu’ serta dengan beristighfar. Ketika aku melihat hal itu, aku binasakan mereka dengan hawa nafsu. Sehingga mereka akhirnya menyangka bahwa mereka terus berada dalam naungan hidayah, dan mereka pun tidak lagi beristighfar” (HR Abu Ya’la dan Ad Dailami).
Di luar zikir dan doa tersebut, Rasulullah saw. mencontohkan pula beragam zikir dan doa yang bisa kita baca dan praktikkan dalam berbagai waktu dan kesempatan, mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali, termasuk pula membaca Al Ma’tsurat setelah shalat Subuh dan Ashar. Tidak ada satu aktivitas pun yang dapat lepas dari zikir dan doa, karena tidak ada satu pun aktivitas yang akan lolos dari campur tangan setan di dalamnya sehingga Allah dan Rasul-Nya mengkondisikan kita untuk senantiasa siap dan mampu menghadapi jebakannya. Apabila hati senantiasa tersambung kepada Allah melalui zikir dan doa, niscaya akan ada benteng kokoh yang akan melindungi kita dari keburukan nafsu dan tipu daya setan.
(dikutip dari 114 Kisah Nyata Doa-Doa Terkabul. Arkanleema 2009)
]]>