syaamilquran.com – Kodifikasi Al Qur’an – Sebenarnya, pengumpulan atau kodifikasi Al Qur’an ini sudah berjalan sejak pertama kali Al Qur’an itu diturunkan. Dapat dikatakan bahwa sistem kodifikasi Al Qur’an ini dilakukan dengan menggunakan metode setoran (penulis). Kodifikasi atau pengumpulan Al-Quran yang sudah dimulai sejak zaman Rasulullah saw dilakukan dengan metode menyetorkan hafalan. Rasulullah saw selalu membacakan wahyu yang ia terima kepada para sahabat, kemudian memerintahkan para sahabat agar menghafalkannya juga. Hal itu terjadi karena beliau memang diperintahkan untuk mengajarkan Al Qur’an kepada mereka.
[caption id="attachment_3199" align="aligncenter" width="344"]
Kodifikasi Al Qur’an[/caption]
Rasulullah saw tidak mengizinkan para sahabat untuk menuliskan sesuatu dari Rasul saw selain Al Qur’an, sebab ia khawatir Al Qur’an akan tercampur dengan yang lain.
Muslim meriwayatkan dari Abi Sa’id Al-Khudri, bahwa Rasulullah saw bersabda: Janganlah kamu tulis dari aku; barangsiapa yang menuliskan dari aku selain Al Qur’an, hendaklah dihapus. Dan ceritakan apa yang dariku; dan itu tiada halangan baginya. Dan barang siapa yang berdusta atas namaku, ia akan menempati tempatnya di atas api neraka.”
Meskipun sesudah itu Rasulullah saw mengizinkan sebagian sahabat untuk menulis hadits, tetapi hal yang berhubungan dengan Al Qur’an tetap didasarkan pada riwayat melalui petunjuk di zaman Rasulullah saw, di masa kekhalifahan Abu Bakar dan Umar ra.
Nabi Muhammad saw kemudian memberikan nama surat kepada ayat-ayat yang telah diturunkan berdasarkan petunjuk dari Allah swt, yang telah mencapai satu surat. Hal ini bertujuan untuk membedakan antara surat yang satu dengan surat yang lain. Nabi Muhammad saw juga memberi petunjuk tentang penempatan surat di dalam Al Qur’an. Penyusunan ayat-ayat dan penempatannya di dalam susunan Al Qur’an juga dilakukan berdasarkan petunjuk Nabi Muhammad saw. Cara pengumpulan Al Qur’an yang dilakukan di masa Nabi Muhammad saw sampai Al Qur’an sempurna diturunkan memakan waktu kurang lebih 22 tahun, 2 bulan, 22 hari.
Kemudian, setiap tahun Jibril datang kepada Nabi Muhammad saw untuk memeriksa bacaan dan hafalan Al Qur’an-nya. Hal ini bertujuan untuk menjaga kemurnian Al Qur’an. Malaikat Jibril biasa memeriksa dan mengontrol bacaan Nabi Muhammad saw dengan cara menyuruhnya mengulangi bacaan ayat-ayat yang telah diwahyukan. Metode yang sama juga dilakukan oleh Nabi Muhammad untuk memeriksa dan mengontrol bacaan dan hafalan Al Qur’an para sahabatnya. Inilah metode yang beliau lakukan untuk menjaga kemurnian Al Qur’an. Metode tersebut juga tetap bertahan hingga masa sekarang dalam rangka menghafal Al Qur’an. *** (syaamilquran/ sumber: 10 Bersaudara Bintang Al Quran, Arkanleema)
]]>