Syaamil Quran

Mendoakan Orang Lain, Silaturahmi Rohaniah Hamba Beriman

Mendoakan Orang Lain, Silaturahmi Rohaniah Hamba Beriman Mendoakan Orang Lain, Silaturahmi Rohaniah Hamba Beriman[/caption]

syaamilquran.com – “Doa seorang Muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa pengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata ‘amin dan engkau pun mendapatkan apa yang dia dapatkan’.” (HR Muslim)

Silaturahmi sangatlah penting dalam Islam. Siapa yang menghubungkan tali silaturahmi sama artinya dengan menghubungkan dirinya dengan kasih sayang Allah. Sebaliknya, siapa yang memutuskan tali silaturahmi sama artinya dengan memutuskan dirinya dari kasih sayang Allah. Efek silaturahmi ini sungguh dahsyat, tidak hanya berefek duniawi tetapi juga berefek ukhrawi, yang menyangkut keselamatan hidup di dunia dan di akhirat.

Silaturahmi, setidaknya memiliki dua makna, yaitu silaturahmi dalam arti khusus dan silaturahmi dalam arti umum. “Rahim” yang pertama dipakai dalam arti kaum kerabat, atau yang memiliki hubungan keluarga dan kekeluargaan—baik itu yang berhak mendapatkan warisan ataupun tidak; baik itu termasuk mahram atau bukan. Oleh karena itu, kata “rahîm” di sini dapat diartikan sebagai kerabat atau keluarga.

Kedua, silaturahmi dalam arti hubungan dengan saudara seiman. Bentuknya dapat dijalin melalui kasih sayang, saling menasihati dalam takwa dan kesabaran, maupun tolong menolong di atas jalan ketakwaan. Kita dapat merujuk pada firman Allah dalam QS Al ’Asr, 103: 1-3. Atau, kita pun bisa menjalin silaturahmi dengan saling menyapa, saling mengunjungi, bahkan memberi bantuan secara fisik dan materiil apabila saudara seiman berada dalam kondisi terancam.  

Menjalin silaturahmi dengan keluarga atau kerabat terdekat harus didahulukan daripada yang lainnya. Sebab, keharmonisan yang lebih besar tidak akan pernah terwujud apabila tidak diawali dari keharmonisan dalam skala kecil. Misalnya mendahulukan akur dan harmonis dengan keluarga dan tetangga dekat, sebelum dengan saudara sekota atau senegara.

Idealnya, kita dapat bersilaturahmi dengan orang tua, saudara, guru, dan orang-orang dekat kita bersamaan dengan fisik kita, bertatap muka, membawakan buah tangan, uang, atau sesuatu yang dapat membahagiakan orang-orang yang kita datangi. Akan tetapi, dengan aneka keterbatasan yang kita miliki, bersilaturahmi secara langsung terkadang sulit ditunaikan terlebih jika itu dilakukan secara rutin. Namun, keterbatasan ruang dan waktu yang kita miliki tidak harus menjadikan kita putus hubungan dengan saudara-saudara kita itu. Sebab, Allah Swt. telah menyediakan fasilitas yang memungkinkan kita untuk bersilaturahmi seluas dan sesering mungkin, bebas biaya, full pahala, serta tidak terhalang ruang dan waktu. Itulah fasilitas doa. 

Oleh karena itu, di dalam shalat, Allah dan Rasul-Nya memerintahkan kita untuk menyambungkan ruh kita dengan melakukan silaturahmi yang melintasi ruang dan waktu ini. Tidak sempurna shalat jika kita mengabaikan nilai-nilai silaturahmi dengan saudara seiman dalam bacaan atau doa dalam shalat.

Ketika shalat, kita bersilaturahmi dengan junjungan kita Rasulullah saw., ”Assalaamu’alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wa barakaatuh.” Sesudah itu, kita bersilaturahmi dengan ruh-ruh saudara seiman seluruhnya, baik yang sudah meninggal maupun yang masih hidup, ”Assalaamu’alaika wa ’alaa ibaadillahish shalihiin”. Kemudian, pada akhir shalat, kita ucapkan salam kedamaian kepada saudara-saudara yang ada di samping kanan, kiri, dan sekitar kita, ”Assalaamu’alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh.

Selepas shalat, kita pun dianjurkan untuk terus menjalin silaturahmi dan kontak ruhaniyah dengan Rasulullah, para sahabat, orang-orang saleh, guru-guru, orang tua, sanak saudara, tetangga, dan saudara-saudara kita lainnya, jauh maupun dekat. Al Qur’an mencontohkan doa-doa yang berisi permohonan kebaikan bagi orang lain yang dapat kita panjatkan. Misalnya, doanya Nabi Nuh,

”Ya Tuhanku, ampunilah aku, ibu-bapakku, dan siapa pun yang memasuki rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kehancuran.” (QS Nuh [71]: 28)

Atau, doanya orang-orang yang datang sesudah generasi sahabat Muhajirin dan Ansar,

”Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sungguh, Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang.” (QS Al Hasyr [59]: 10)

Atau, doanya seorang anak kepada orangtuanya,

“Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.” (QS Al Isrâ’ [17]: 24)

Islam tidak membatasi redaksi doa tersebut. Kita bisa berdoa dengan bahasa sendiri, atau kalau ingin lebih baik, berdoa dengan bacaan yang dicontohkan Rasulullah saw. Ketika seseorang mengucapkan doa-doa itu dengan khusyuk dan ikhlas, terjadilah ketersambungan antara ruh dia dengan ruh yang didoakan. Terjalinlah silaturahmi ruhaniah yang intens antara orang tua dengan anaknya, antara murid dengan gurunya, antara suami dengan istrinya, antara seorang sahabat dengan sahabatnya, antara seorang Muslim di belahan dunia yang satu dengan Muslim di belahan dunia yang lainnya.

Ada berjuta keindahan di sana. Ada rahmat Allah yang tercurah. Sebuah hadits menyebutkan bahwa, ”Apabila salah seorang mendoakan saudaranya (sesama Muslim) tanpa diketahui oleh yang didoakan, maka para malaikat berkata: Amin dan semoga engkau memperoleh pula sebagaimana yang engkau doakan itu.” (HR Muslim dan Abu Daud melalui Abu Darda)*** (Sumber: Sulaiman Abdurrahim. Agar Para Malaikat Berdoa Untukmu. Arkanleema. 2011.)

]]>

1 thought on “Mendoakan Orang Lain, Silaturahmi Rohaniah Hamba Beriman”

  1. Assalamualaikum wr.wb
    Permisi saya mau tanya
    Apakah boleh mendoakan orang yang berada jauh tempat tinggalnya meskipun dia lupa dengan saya atau saya sendiri lupa dengannya? Apakah hal itu termasuk menyambungkan tali silaturahmi?
    Mohon jawabannya
    Terimakasih
    Wassalamu’alaikum wr.wb

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *