Syaamil Quran

Penciptaan Manusia Menurut Al-Qur'an

muminum-12

muminum13

muminum14

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. (QS Al-Mu’minum 12-14)

Penciptaan manusia dan aspek-aspeknya yang luar biasa itu ditegaskan dalam banyak ayat. Beberapa informasi di dalam ayat-ayat ini sedemikian terperinci sehingga mustahil bagi orang yang hidup pada abad ke-7 untuk mengetahuinya. Beberapa di antaranya sebagai berikut.

  1. Manusia tidak diciptakan dari mani yang lengkap, tetapi dari sebagian kecilnya (sperma).
  2. Yang laki-lakilah yang menentukan jenis kelamin bayi.
  3. Janin manusia melekat pada rahim sang ibu bagaikan lintah.
  4. Manusia berkembang di tiga kawasan yang gelap di rahim.

 Orang-orang yang hidup pada zaman kala Al-Qur’an diturunkan pasti tahu bahwa bahan dasar kelahiran berhubungan dengan mani lakilaki yang terpancar selama persetubuhan seksual. Fakta bahwa bayi lahir sesudah jangka waktu sembilan bulan tentu saja merupakan peristiwa yang gamblang dan tidak memerlukan penyelidikan lebih lanjut. Akan tetapi, sedikit informasi yang dikutip di atas itu berada jauh di luar pengertian orang-orang yang hidup pada masa itu. Ini baru disahihkan oleh ilmu pengetahuan abad ke-20.

Semua informasi ini yang tersaji dalam Al-Qur’an mengenai pembentukan menusia itu menunjukkan bahwa Al-Qur’an berasal dari suatu sumber yang mengetahui pembentukan ini hingga serinci-rincinya. Ini sekali lagi membuktikan bahwa Al-Qur’an merupakan firman Allah. Omong kosong sajalah pernyataan bahwa informasi yang dihasilkan oleh Al-Qur’an mengenai kelahiran itu kebetulan belaka. (Harun Yahya.Memahami Allah Melalui Akal, 2005)

]]>

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *